Setalah tanggal 5 april kondisi suda mulai membaik dan aktifitas masyarakat
kembali normal. Namun aktifitas tersebut masih diperhadapkan dengan berbagai
pekerjaan baru yang didatangkan oleh badai siklon tropis berupa pemebrsihan
jalan, pemberisihan rumah, evakuasi korban dan lain sebagainya.
Untuk wilayah Amfoang secara keseluruhan tidak ada korban jiwa. Saat badai
siklon Tropis menghantam wilayah Amfoang sejak tanggal 3-5 April. Secara khusus di wilayah Amfoang
Barat Laut terdapat beberapa kerugian yang dialami oleh masyarakat, berupa
kehilangan ternak (Babi, Kambing, sapi, dan ayam), kerusakan lahan pertanian, kerusakan
rumah warga, Kemudian beberapa fasilitas umum berupa sekolah mengalami rusak ringan dan jaringan kabel PLN
yang rusak berat. Bahkan beberapa kubur di TPU (Tempat pemakaman Umum)hilang oleh karna desakan aliran
sungai yang membentuk erosi pada lokasi beberapa lokasi TPU yang dekat dengan DAS (Daerah aliran Sungai). Semua kerusakan dan kerugian ini terdistribusi
diseluruh desa di kecamatan Amfoang Barat Laut.
Dari semua kerusakan ini semoga ada langka cepat dari pemerintah,
terkhususnya pemerintah desa sebab ada beberapa ruas jalan yang sampai saat ini
belum ditindaklanjut, oleh pemerintah desa. Sebagai catatan pekerjaan sebagian
suda dikerjakan oleh masyarakat dan penjual sembako di wilayah Amfoang (Bos Iwan
Maroe) Namun beberapa pekerjaan yang berat berupa pemotongan kayu-kayu besar
yang menimpa ruas jalan dan kabel PLN harus ditanggulangi oleh pemerintah desa atau
dinas-dinas terkait sebab pekerjaan tersebut membutuhkan alat bantu dan
anggaran.
Selain catatan kerusakan dan kerugian yang dialami oleh masyarakat Amfoang
Barat Laut, hal yang paling menyisahkan luka dan derita Orang Amfoang adalah
jembatan Termanu. Jembatan ini merupakan jembatan penghubung wilayah Amfoang
jalur pesisir ke pusat kota. Sejak beberapa tahun yang lalu nama jembatan ini
selayak pemimpin terbaik wilayah Kabupaten Kupang oleh karena nama jembatan ini
selalu dieluk-elukan disetiap ruang dan waktu.
Semua catatan dan perjuangan Orang Amfoang Terkait Jembatan Termanu hanya
mereka inginkan agar jembatan tersebut secepatnya direnovasi atau dibangun
baru, sehingga tidak memakan korban bagi yang melintasi jembatan tersebut. Rasa
takut dan gelisa orang Amfoang saat melintasi jembatan Termanu sejak 2019 makin
mnjadi-jadi hinga memasuki awal tahun 2021.
Kegelisahaan orang Amfoang yang demikian itu, ternyata telah dilunasi oleh
kerja baik dari badai siklon tropis pada tanggal 3-5 April tersebut. Dengan selesainya
pekerjaan yang dilakukan oleh badai siklon tropis, maka peluang menghadirkan
korban jiwa pada para pelintas di atas jembatan termanu tidak mungkin terjadi. Sebab
jembatan tersebut hanyalah puing-puing yang tidak bisa dilewati oleh siapapun. Semoga
dengan kondisi ini pembangunan jembatan termanu secepatnya dilaksanakan oleh
pihak yang berwenang.
Bila ada kekurangan dalam catatan ini silahkan komentar pada kolom komentar
di bawah ini.
Penulis : Gusty A.
Haupunu
Belum ada tanggapan untuk "CATATAN DIBALIK BADAI SIKLON TROPIS DIWILAYAH AMFOANG DAN JEMBATAN TERMANU"
Post a Comment