JANGAN BIARKAN TRADISI INI HILANG DARI ANAK-ANAK

 


Potret anak-anak desa saat bermain tiup karet. Lokasi Desa Soliu Kec. Amfoang Barat Laut( tampak kedua pemain lagi fokus mengarahkan napasnya untuk menggerakan karet kearah depan)

Memasuki babak baru diabat 21 yang serba digitalisasi, tidak serta merta mendatangkan kabaikan dan perubahan yang mendasar bagi peradaban umat manusia. Berjalanya waktu dengan hadirnya beragam penemuan baru justru akan mendatangkan perkara baru dalam kehidupan manusia bila setiap manusia terlena dalam situasi ini.

Kondisi perubahan dunia yang masif ini, juga akan menggilas habis setiap manusia yang tidak mampu dalam berkompetisi. Bahkan pola hidup dan rutinitas manusia yang telah ada sebelum kemajuan dunia menyajikan menu inofasinya juga akan digilas habis bila eksistensi manusia telah dikuasai oleh perubahan zaman. Bahkan pola permainan anak-anak yang merupakan ruang steril dari cengkaraman perubahan dunia juga ikut terguras.

Situasi perubahan ini dapat kita temui dalam dunia anak-anak. Yang dimana beberapa pola permainan anak-anak yang dulunya merupakan permainan terfaforit terpaksa hilang eksistensinya oleh karena dibenturkan dengan model permainan baru yang diciptakan oleh teknologi. Salah satu permainan yang terguras oleh karena cengkarman teknologi adalah tiup karet.

Tiup karet merupakan permainan anak-anak yang dimainkan oleh dua orang pemain. Dalam permainan ini tiupan napas merupakan penentu kemenangan. Sebagai dunia mainan anak-anak saat dilangsungkannya permainan ini,  kedua pemain akan menunjukan kebolehannya saat meniup karet. Sebab dalam permainan ini yang kalah akan memberi sejumlah karet bagi yang menang.

Tata cara tiup karet dilakukan dengan masing-masing pemain menggerakan karetnya ke arah depan karet lawan dengan jatwal tiup saling bergantian. Bila kedua karet pemain sudah saling mendekat nyali pemain dan srategi tiupan merupakan penentu kemenagan. Pada tahap ini konsentarsi para pemain juga ikut menentukan kemenangan. Boleh dibilang tahap ini merupakan puncak ketegangan para pemain.

Kondisi menegangkan ini akan berakhir bila, seorang pemain mampu meniup karet gelangnya tepat pada posisi atas dari karet lawan atau menyelipkan karetnya dibawah karet lawan yang membentuk lubang. Setiap posisi karet pemenang tidak menjadi standar kemenangan namun yang disebut sebagai pemenang apabila setiap tiupan yang dilakukan oleh pemain dapat membentuk lingkaran diatas atau dibawah karet lawan dengan ukuran lingkaran/lubang sebesar ukuran jari pemain.

Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak yang berusia 4-10 tahun. Dalam hitungan waktu ditahun yang belum adanya HP genggam, permainan ini merupakan salah satu permainan terfaforit anak-anak. Namun dengan adanya HP genggam saat ini, yang muda diakses oleh semua kalangan usia, perlahan-lahan permainan tiup karet dan permainan sejenislainya terpaksa  kehilangan eksistensinya dalam dunia anak-anak. Bahkan rutinitas anak-anak yang seharusnya berkelompok dengan teman bermain harus berubah dengan pola baru bermain bersama HP.

Kondisi ini bila dibiarkan maka kehidupan anak-anak yang seharusnya berkelompok, bersahabat, bermain bersama terpaksa harus berubah dengan model permainan individu. Memang dunia anak-anak tidak bisa kita hindari dengan pola hidup bermain sebab permainan adalah dunianya anak-anak. Namun dengan kehadiran HP android yang dilengkapi dengan aplikasi game yang beragam, kondisi ini akan mengalihkan pola permainan anak-anak yang individualistik. Tak heran bila setiap anak-anak yang tumbuh menuju usia dewasa watak sosialnya tidak begitu nampak oleh karena pola bermain sejak usia dini sudah beralih dari pola bermain kelompok menjadi pola bermain individu.

Saat kita mengenal dunia teknologi terkususnya dunia androit, komputer dan internet tidak terlepas dari sang pencipta yang menghadirkan menu inofasi ini. Mereka itu diantaranya  Bill Gates, Steve Jobs dan lain sebagainya. Selain mengenal siapa penciptanya hal yang terpenting ialah mengenal apa saja dampak buruk dari penggunaan teknologi tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari gudang penyedia informasi digitalisasi (internet) ternyata kedua oran ini mereka telah menerapkan pola didikan anak dengan pembatasan usia dalam penggunaan teknologi (HP android). Pola pembatasan usia dalam mengakses teknologi ini ialah usia 14 tahun. Artinya bagi anak-anak yang usianya dibawah 14 tahun tidak diperbolehkan untuk menggunakan Hp androit.

Dasar pembatasan usia dalam penggunaan HP Android menurut Bill Gates dan Steve Jobs  sekurang-kurangnya memiliki 6 poin pendasaran yang tertujuh pada pandangan umum selama ini soal dampak buruk penggunaan HP Android yang sasaran utamanya pada gangguan kesehatan dan perubahan mental anak.

Untuk itu, hal terpenting dari beberapa hal buruk dari penggunaan teknologi, yang telah diketahui,  hal yang paling terpenting dan terutama adalah menjaga dan mempertahankan segala eksistensi budaya dan pola hidup manusia termasuk eksistensi manusia sebagai makluk sosial. Sebab apapun perkembanganya eksistensi manusia yang hidup sebagai makluk sosial dan hidup sebagai makluk berbudaya tidak boleh diombang-ambingkan dan menghadirkan pola hidup baru dalam tatan kehidupan manusia.

Dengan demikian peran semua orang harus kita jalankan dan pakailah teknologi sesuai dengan waktu dan kebutuhan. kemudian jadikanlah teknologi sebagai alat penyatuan umat manusia tanpa menciptakan sebuah sistem, yang menghadirkan budaya eksplotasi dan watak individualistik. Akhir tulisan ini mengutip kata Bung Karno perjuangan kita belum selesai.

Penulis : Gusty A. Haupunu, Guru di SMA N I Amfoang Barat Laut

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "JANGAN BIARKAN TRADISI INI HILANG DARI ANAK-ANAK"

Post a Comment