Bukti sampai saat ini
perlawanan rakyat, pemuda dan mahasiswa terus dikomandangkan saat Indonesia
memasuki usia yang ke 75 tahun. (Potret Rakyat, Pemuda dan mahasiswa dalam
mempertahankan tanah PUBABU-BESIPAE yang ingin dialifungsikan oleh Pemprov NTT aksi
ini dilangsungkan pada hari kamis, 13 Agustus 2020 di depan gedung DPRD NTT)
Setiap tanggal 17 Agustus, mutlak akan dirayakan oleh segenap bangsa
Indonesia dalam menyambut hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Pada
tahun 2020 bangsa Kita telah memasuki hari kemerdekaannya yang ke 75. Usia yang
ke 75 tahun bukan sekedar usia seumur jagung, tetapi usia yang ke 75 ini merupakan
usia yang bila dikategorikan dalam usia manusia, usia ini suda memasuki usia
tua yang dimana, pengetahuan sesesorang tentang hal-hal peradaban kehidupan manusia, suda
matang dalam memahami hal-hal peradaban tersebut. Namun ironinya bila kita
membuka dan menganalisis tentang peradaban dan kemajuan Bangsa ini jauh dari
yang kita harapkan. Dimana-mana akan kita dengar dan kita saksikan melalui
berita televisi maupun pemeberitaan lainya, orang-orang dan rakyat jelata selalu berseruh
meminta kesejahteraan itu. Banyak kita temui anak-anak di pelososk negeri yang tidak berpendidikan karena biaya pendidikan
yang begitu mahal, orang-oarng pinggiran sulit mendapatkan layanan kesehatan,
kaum tani selalu diteror dan diintimidasi untuk direbut tanahnya, para
guru-guru honorer diupah murah, buruh DIPHK, mahasiswa di bungkam kekritisanya
dan lain sebagainnya. Fenomena ini selalu saja terlihat dalam kanca nasional. Apakah
ini yang disebut sebagai dunia merdeka??? Tentu tidak!!! Merdeka yang
diinginkan oleh pendiri bangsa adalah jalan menujuh kesejahteraan bersama
dimana rakyat hidup tanpa penindasan, intimidasi, teror dan lain sebagainya.
75 tahun seharusnya menjadi evaluasi bersama antara rakyat dan penguasa. Bersama-sama
kita duduk dan bicara soal bangsa ini, bicara soal kepentingan rakyat,
kepentigan lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan
politik. Sebab Dengan evaluasi ini tentu kita akan menemukan akar dan sebab
persoaalan yang saat ini kita temui. Secara
De Facto dan De Jure telah diakui oleh seluruh Negara di dunia dan seluruh
tumpah dara Indonesia. Tetapi lebih dari pada itu adalah perjuangan mencapai
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. dan sampai saat, ini dunia kesejaheraan
masih menjadi misteri. Inilah yang mendatangkan cara pandang kami berbeda saat menyambut HUT
RI. saat HUT RI tiba cara kami menyambutnya dengan perlawanan dan penyampaiyan
tuntutan bagi pengusa Negeri. Sebab bagi kami apa gunannya merdeka bila
kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan masih menjadi kehidupan yang nyata dalam
kehidupan rakyat Indonesia. Dengan inilah sikap kami akan terus berjuang sampai
pintu kesejahteraan itu dapat kami rebut bagi seluruh rakyat Indonesia. Ingat bahwa kemerdekaan
yang sejati bila implementasi dari kemerdekaan itu dapat diwujudkan dalam dunia
ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, sosial dan budaya.
Bila kemerdekaan itu tidak diwujutkan dalam dunia-dunia tersebut, maka setiap detik akan kami pakai untuk
berjuang.
DIRGAHAYU BANGSA KU YANG KE
75. DAN BAGI PENGUSA YANG
SELALU PRO TERHADAP DUNIA KAPITALISME, KEPALAN TANGAN KAMI AKAN TERUS KAMI
TUNJUKAN KEPADA DUNIA SEBAGAI TANDA PERLAWANAN. PATRIO O MUERTE.
Penulis : Gusty A. Haupunu, Pemuda Desa.
Belum ada tanggapan untuk "MERDEKA ITU BUKAN SEKADAR DI AKUI SECARA DE FACTO DAN DE JURE"
Post a Comment