Kondisi sebelum dan sesudah robohnya badan jalan penyambung geragal jembatan Talmanu (Nama sebenarnya)
Sudah jenuh dan bahkan tidak terjawab bila persoalan Amfoang hanya
dipelopori oleh segelintir orang yang merasa memiliki tanah leluhur Amfoang. Saatnya
kita bangkit bersolidaritas dan hidupkan kekuatan cinta kasih bagi sesama dan
wilayah.
Berpuluh-puluh tahun kondisi jalan dan jembatan yang tak layak digunakan merupakan
sahabat sejati orang Amfoang. Jalan yang berlubang, berlumpur, puluhan sungai
tak berjembatan, dan kondisi jembatan Termanu yang merupakan jembatan
terekstrim di wilayah NTT, tidak pernah dipisahkan dari keseharian orang
Amfoang.
Setiap saat warga Amfoang yang ingin berpergian ke ibu kota, untuk membeli kebutuhan
sembako, BBM, pengobatan dan lainsebagainya selalu dibenturkan dengan perkara
psikologi saat melintasi jembatan Termanu. Saat ini jelas kelayakan jembatan Termanu,
untuk dilintasi oleh warga sudah seharusnya dihentikan.
Kemiringan rel jembatan yang sudah diluar dari kenormalan, dan badan jalan
penyambung geragal jembatan yang telah roboh adalah dasar ketidak layakan dari
penggunaan jembatan. Kondisi ini seharusnya disikapi oleh penguasa legislatif
dan eksekutif sebelum, dampak buruk dari jembatan Termanu di nikmati oleh warga
Amfoang.
Dampak-dampak buruk itu misalnya memakan korban dari para pelintas yang
menggunakan kendaraan beroda dua atau pun beroda empat saat melintasi jembatan,
terhambatnya pelayanan kesehatan seperti merujuk pasien ke ibu kota saat penanganan
medis di wilayah Amfoang, yang terbatas oleh fasilitas kesehatan, dan kenaikan harga
sembako dan BBM oleh karena jumlah permintaan melebihi ketersediaan sembako dan
BBM diwilayah Amfoang.
Dampak-dampak ini tentu tidak diinginkan secara bersama. Hal ini merujuk
pada kondisi pendapatan masyarakat Amfoang dan kondisi fasilitas kesehatan di
wilayah Amfoang yang jau dari harapan bersama
.
Amfoang inginkan solidaritas
dan cinta kasih.
Solidaritas yang diharapkan ialah bentuk kerjasama antar penguasa daerah
dalam hal ini pihak eksekutif dan legislatif kabupaten Kupang, dengan pihak
eksekutif dan pihak legislatif provinsi NTT. Sebab Melalui solidaritas sekat
kekuasaan dan ego sektoral dalam tata pemerintahan dimungkinkan tidak
terlaksana. Sehingga koordinasi akan efektif dan langka mengatasi persoalan
jembatan Termanu, mudah terrealisasi.
Mengingat dalam beberapa minggu lalu saat robohnya badan jalan penyambung
geragal jembatan Termanu, terdapat beberapa stetmen dari dinas-dinas terkait
terkesan melempar tanggung jawab atas perbaikan jembatan Termanu. Dengan demikian
solidaritas merupakan solusi atas persoalan ini.
Selain solidaritas yang dibangun oleh pihak pemerintah dan legislatif,
solidaritas yang kedua juga harus dibangun dari elemen masyarakat yang juga
tidak dibatasi dari sudut pandang wilayah. Sebab melalui solidaritas dari
seluruh elemen masyarakat juga akan berpengaruh terhadap kedudukan
pemimpin-pemimpin Politik. Hal ini dibuktikan melalui persitiwa reformasi 1998
dan bukti lainya yang menjadi catatan sejarah terjadinya perubahan melalui
solidaritas.
Artinya kekuatan solidaritas dari elemen masyarakat juga berdampak perubahan
pada setiap pengambilan keputusan. Mengingat kekuatan demokrasi rakyatlah yang
menjadi kekuasaan yang langgeng.
Namun sejauh ini kekuatan solidaritas belum dibangun secara masif oleh seluruh
elemen masyarakat dan internal orang Amfoang terkhususnya. Kekuatan solidaritas
masih dalam jumlah kecil yang hanya dipelopori oleh sekelompok orang Amfoang
yang dalam kalkulasi politik, ini belum mempengaruhi kedudukan
pemimpin-pemimpin politik ditingkat daerah dan pusat. Untuk itu solidaritas
akan diwujutkan bila cinta kasih ada dalam batin para pemimpin dan orang
Amfoang.
Untuk itu hal-hal yang perlu dibangun secara bersama dari pemimpin dan Orang
Amfoang adalah sebagai berikut.
Pertama para pemimpin daerah maupun pusat harus menjadikan ruh cinta kasih sebagai
yang utama dalam setiap pelayanan, sebab cinta kasih tidak pernah memandang
sekat perbedaan yang menjurus pada pembiaran dan penindasan.
Kedua para pemimpin Agama juga harus bersikap, Sebab pengeluhan masyarakat
adalah pengeluhan jemaat/umat. Oleh karena jemaat/umat merupakan bagian dari
milik Agama maka solidaritas ini dimungkinkan akan berjalan. Kami percaya
pendekatan Agama juga mampu menghasilkan perubahan.
Ketiga elemen-elemen masyarakat diluar dari wilayah Amfoang juga mengambil
bagian dengan caranya masing-masing sebab dengan bertindak dengan cara apapun cinta
kasih itu sudah kita wujutkan dalam bentuk solidaritas
Keempat sebagai Orang Amfoang cintailah dengan sesungguhnya wilayah dan
tanah leluhur kita sebab sejatinya perubahan, itu ditentukan dari sukubangsanya
sendiri.
Kelima perjuangan ini merupakan perjuangan kemanusian yang menjurus pada
keselamatan jiwa manusia maka unsur pemaksaan tidak diinginkan oleh penulis. Setiap
kita yang tergugah bertindaklah atas nama solidaritas dan cinta kasih. Hal ini tidak
dibatasi dari latarbelakang apapun baik itu mantan pemimpin, tokoh-tokoh
keluarga, tokoh masyarakat, pendidikan, pemuda, pelajar dan lainsebagainya juga
mengharapkan sumbangsinya. Sebab melalui solidaritas yang ditentukan oleh
hasrat cinta kasih tidak mengenal kelas dan perbedaan.
Atas nama perubahan Amfoang mustahil terjadi bila pemimpin dan orang
Amfoang tidak memiliki hasrat cinta kasih dan nilai solidaritas terhadap tanah
leluhurnya.
Penulis : Gusty A. Haupunu, pemuda desa saat ini bekerja sebagai guru di SMA
N I Amfoang Barat Laut.
Belum ada tanggapan untuk "SOAL TERMANU AMFOANG BUTUH SOLIDARITAS DAN CINTA KASIH"
Post a Comment